Sabtu, 19 April 2025

Wall Street Tutup Dengan Perbedaan, Investor Khawatir Tunggu Kebijakan Tarif Trump

NEW YORK, Amoeblog Pasar modal di Amerika Serikat (AS), sering disebut juga dengan Wall Street, mengalami penutupan yang tidak seragam pada sesi perdagangan yang berakhir menjelang petang hari Senin menurut waktu lokal mereka (yang berarti Selasa dinihari Waktu Indonésia Barat).

Menurut laporan CNBC, Indeks S&P 500 telah memulihkan posisinya setelah penurunan sebelumnya dan berakhir dengan keuntungan pada akhir sesi trading. Pelaku pasar serta para investor tetap waspada terhadap rancangan tariff yang diusulkan oleh Presiden Donald Trump.

Indeks S&P 500 mengalami kenaikan sebesar 0,55%, menetapkan penutupan pada angka 5.611,85. Di suatu saat, indeks tersebut sempat jatuh sampai 1,65% dan bergerak 10% lebih rendah dari puncaknya.

Pada saat yang sama, indeks Nasdaq Composite berkurang sebesar 0,14%, menetap di posisi 17.299,29.

Indeks Dow Jones IndustrialAverage meningkat sebesar 417,86 poin atau 1%, sehingga menetap di level 42.001,76.

Saham perusahaan besar di bidang teknologi NVIDIA anjlok sebesar 1,2%, sedangkan saham Tesla merosot 1,7%. Sektor teknologi mengalami kesulitan dalam mencapai pertumbuhan signifikan seperti yang terlihat pada tahun lalu, dimana hal tersebut dipicu oleh peningkatan minat akan kecerdasan buatan.

Contoh lain adalah saham Nvidia yang saat ini berada sekitar 30 persen di bawah puncak 52 pekannya. Beberapa saham dalam indeks Dow Jones, termasuk Coca-Cola dan Walmart, naik karena didorong oleh investor yang mencari stabilitas.

Trump menyampaikan pada Minggu bahwa peraturan bea timbals yang diperkirakan dirilis pada hari Rabu nanti akan mencakup seluruh negara. Ini secara bersamaan membantah asumsi bahwa biaya tersebut akan dibatasi hanya untuk beberapa entitas tertentu saja.

Bahkan, belakangan ini Trump dilaporkan sudah menggali dorongan kepada para penasihirnya agar menjadi lebih agresif dalam menyusun kebijakan tariff. Ini pun kemudian menimbulkan keresahan baru yang khawatir tentang potensi perlambatan tajam pada perekonomian akibat dari kebijakan tersebut.

Ekonom meramalkan bahwa laju perekonomian untuk kuartal awal ini akan mencapai 0,3%, turun drastis dibandingkan dengan angka kemajuan 2,3% yang dicatat saat kuartal keempat tahun sebelumnya.

0 komentar:

Posting Komentar

alangkah baiknya diisi karena tulisan anda akan memberi semangat saya