Minggu, 06 April 2025

Kenali Kebenaran tentang Depresi pada Pria - Fenomena yang Sering Diabaikan

Amoeblog , Jakarta - Depresi Merupakan kondisi jiwa parah yang bisa sangat mempengaruhi kehidupan individu. Akan tetapi, dalam banyak situasi, depresi pada laki-laki kerap tak tertangkap atau disepelekan. Ini dikarenakan adanya elemen sosial serta budaya yang menentukan bagaimana kaum adam menghadapi perasaan, sakit, dan ujian sehari-hari.

Depresi pada Laki-laki Seringkali Tidak Terdeteksi

Dilansir dari Well Sanfrancisco , sejak kecil, banyak pria Mendapatkan sinyal agar tetap kuat serta tak tampil lemah, bahkan soal emosi. Stereotip semacam “pria jangan sampai menetes air mata” atau wajib terlihat tangguh mendorong mereka lebih banyak meredam perasaannya tanpa menyadari indikasi depresi yang tengah dirasakan. Kultur maskulin ini mendidik kaum adam buat menyimpan rasa-rasuanya sendiri dan menjadikan kesigapan sebagai prioritas utama daripada kondisi psikologisnya.

Selain itu, depresi pada pria sering kali tidak ditandai dengan kesedihan atau menangis, yang selama ini dianggap sebagai ciri utama depresi. Sebaliknya, mereka bisa kehilangan minat terhadap hobi, pekerjaan, atau bahkan kehidupan seksual. Karena pemahaman yang terbatas, banyak pria yang tidak menyadari bahwa mereka mengalami depresi dan malah menganggap diri mereka hanya lelah atau mengalami stres biasa.

Gejala Depresi pada Pria

Walau gejala primer dari depresi ialah perasaan sedih atau hilangnya ketertarikan, laki-laki lebih sering memperlihatkan indikasi yang tak sama dengan perempuan. Seperti dikutip dari harvard.edu . Beberapa tanda-tanda lazim yang kerap terlihat pada laki-laki mencakup:

1. Sering kesal dan mudah tersinggung

Pria yang mengalami depresi mungkin menjadi lebih mudah tersinggung dan menunjukkan perilaku agresif, mulai dari sering membentak pasangan hingga menunjukkan sikap kasar terhadap rekan kerja atau orang lain.

2. Perilaku berisiko

Meliputi pemakaian minuman keras dan obat-obatan terlarang secara berlebihan, berkendara dengan sembrono, belanja tidak bertahan lama, serta melakukan tindakan berbahaya tanpa menggunakan peralatan keselamatan yang cukup.

3. Keluhan fisik

Pada sering kesempatan, laki-laki menyampaikan perasaan depresi mereka melalui gejala-gejala tubuh, contohnya adalah sakit kepala, rasa tidak enak di bagian punggung, kendala pada sistem pencernaan, serta hambatan-hambatan intim, hal ini bisa jadi disebabkan oleh pandangan bahwa itu hanya merupakan persoalan kesejahteraan badani semata.

4. Menghindari interaksi sosial

Banyak laki-laki yang sedang dilanda depresi cenderung menjauh dari keluarga serta saudara dan kawan-kawannya, menyita lebih banyak saat seorang diri, ataupun malah tenggelam dalam rutinitas kerja tanpa henti.

5. Penurunan motivasi dan minat hidup

Kehilangan minat terhadap hobi, pekerjaan, dan kehidupan seksual bisa menjadi indikasi utama bahwa seseorang mengalami depresi.

Depresi Pria Sering Diabaikan

Berdasarkan studi, peluang pria terkena depresi selama hidupnya adalah 12%, namun mereka cenderung kurang sering meminta pertolongan medis daripada perempuan. Alasan pokok dari hal ini adalah ada stigma yang masih bertahan bahwa pengakuan atas masalah kesehatan jiwa merupakan indikasi ketidakmampuan.

Akibatnya, banyak pria yang memilih untuk mengatasi depresi dengan cara yang tidak sehat, seperti menenggelamkan diri dalam pekerjaan, menghindari interaksi sosial, atau bahkan menggunakan zat adiktif. Beberapa pria juga terlibat dalam kegiatan berisiko tinggi sebagai bentuk pelampiasan, yang dapat memperburuk kondisi mereka.

Yang lebih mengkhawatirkan, angka bunuh diri di kalangan pria jauh lebih tinggi dibandingkan wanita. Statistik menunjukkan bahwa pria memiliki risiko bunuh diri hingga empat kali lipat lebih tinggi dibandingkan wanita. Hal ini terkait erat dengan kecenderungan pria untuk tidak mencari bantuan dan lebih memilih untuk menghadapi masalahnya sendiri tanpa dukungan emosional atau profesional.

Usaha Menangani Cap Sosial Negatif dan Memperkuat Pemahaman

Dilansir dari Mayoclinic.org Sangat penting untuk memperkuat pemahaman bahwa depresi tidak mencerminkan ketidakmampuan, tetapi merupakan suatu kondisi medis yang bisa disembuhkan. Banyak sumber daya online saat ini ditawarkan guna menyediakan pengetahuan serta dukungan kepada laki-laki yang sedang berurusan dengan depresi tanpa perlu khawatir akan dikritik atau dinilai.

Organisasi-organisasi kesehatan jiwa turut meningkatkan penyediaan sumber daya yang bisa dijangkau dengan cara anonim, memungkinkan laki-laki yang ragu untuk bicara secara langsung masih bisa mendapat pertolongan. Terapi daring dan komunitas berbasis digital pun jadi alternatif buat orang-orang yang lebih suka mencari dukungan tanpa perlu bertemu fisik.

Di samping itu, bantuan dari orang-orang di sekitar, misalnya keluarga dan sahabat, juga memiliki peranan penting untuk mendukung para pria yang tengah menghadapi depresi. Ini menunjukkan betapa pentingnya pemahaman tentang hal tersebut. emosi bukanlah tanda kelemahan, tetapi bagian alami dari kehidupan, dapat membantu menghilangkan stigma yang selama ini melekat. Percakapan terbuka mengenai kesehatan mental di antara pria juga dapat membantu mereka merasa lebih nyaman untuk mencari bantuan dan berbagi pengalaman.

0 komentar:

Posting Komentar

alangkah baiknya diisi karena tulisan anda akan memberi semangat saya