
JAKARTA, Amoeblog– Mazda CX-60 yang dirilis di pertengah tahun 2024, tak cuma hadir dalam tipe Elite dan Kuro berbekal mesin 3.300 cc.
Namun, Mazda juga menghadirkan versi terendah dari CX-60 Pro yang dilengkapi dengan mesin 2.5 liter berkonfigurasi 4 silinder serta transmisi otomatis 8 percepatan.
Bagaimana karakteristik desain dari Mazda CX-60 Pro? Pada dasarnya, kendaraan ini tetap mengusung gaya Kodo Design khas Mazda yang sudah diperkenalkan sejak tahun 2012.
Bagi sebagian orang, gaya desain ini mungkin kurang menggugah. Namun, pada CX-60 Pro tetap tampak atraktif. Meskipun merupakan tipe paling ekonomis, kendaraan tersebut masih kelihatan serasi dan bertenaga.
Mengamati bagian depan kendaraan, CX-60 Pro tetap menggunakan grille bertema garis-garis vertikal berwarna hitam, namun dengan penampilan bemper bawah tanpa cat.
Bagian bumper tanpa cat ini tetap berlanjut sampai overfender ke sisi kanan-kiri mobil, sampai ke belakang.
Bagian samping bodi mobil, beberapa ornamen krom juga diganti dengan warna bahan hitam, membuat tampilan CX-60 Pro menjadi lebih gagah, khas SUV.
Selain itu, perbedaannya pun tampak pada desain velg yang tetap menggunakan ukuran serupa, yaitu 20 inci. Hanya saja, varian ini dilengkapi dengan velg berbeda. single tone yang lebih polos.
Di bagian eksterior belakang, tampilannya tetap tak berubah. Tengahnya tersemat logo Mazda, sementara di kiri ada emblem CX-60 AWD dan di kanan tertulis Skyactiv-G.
Beralih ke bagian dalam kabin, CX-60 Pro secara jelas menunjukkan perbedaan. Jika varian Elite menggunakan desain interior dengan warna yang terang mirip mobil-mobil Eropa, versi Kuro memiliki Nuansa warna yang lebih gelap, sementara pada model Pro seluruhnya berwarna hitam.
Sementara di bagian doortrim , apabila varian atas pakai warna nuansa kayu, tipe Pro mengusung motif karbon yang lebih sporty.
Meski begitu, lapisan panel interior dari dasbor, door trim , hingga sebagian besar panel pada bagian tengah masih menggunakannya soft touch.
Selain perbedaan warna interior, praktis tidak ada ubahan yang signifikan antara CX-60 Pro dengan tipe di atasnya.
Ruang interior CX-60 Pro juga masih selapang varian teratasnya, karena masih terdapat fitur panoramic sunroof. Bahkan untuk susunan dasbor dan transmisi juga masih sama dengan model lainnya.
Mazda CX-60 memiliki panjang 4.740 mm, lebar 1.890 mm dan tinggi 1.687 mm, serta ground clearance 178 mm. Tampilannya yang gagah ditopang pelek dengan ukuran yang cukup besar, yakni ring 20 dibalut ban profil 235/50.
Untuk menghela bodinya yang cukup besar, Mazda CX-60 Pro mengandalkan kapasitas mesin lebih kecil dibandingkan varian lainnya.
Berdasarkan spesifikasi resmi, Mazda CX-60 Pro dibekali mesin Skyactiv-G 2.488 cc empat silinder segaris, DOHC, dengan 16 katup, yang menghasilkan tenaga 185 Tk pada 6.000 rpm dan torsi 250 Nm pada 3.000 rpm.
Walaupun jadi varian termurah, CX-60 Pro tetap menggunakan penggerak empat roda alias All Wheel drive (AWD) seperti varian Kuro dan Elite.
Kemudian, CX-60 Pro dibekali banyak fitur unggulan seperti Electric Car Seat, Center Display, Head-up Display, Driver Monitor, hingga berbagai detail lainnya mengutamakan kenyamanan dan kemudahan pengemudi.
CX-60 Pro juga memiliki Center Display berukuran 12 inci dan Head-up Display berukuran besar, serta konektor USB-C di konsol belakang.
Namun, sayangnya fitur ventilated seat Yang tersedia pada varian Kuro dan Elite, perlu menghilang pada tipe CX-60 Pro.
Selain itu, ada pula penyesuaian kemudi elektrik (Tilt & Telescopic), atap panoramis, serta sistem personalisasi (Driver Personalization System) yang diintegrasikan ke dalam model CX-60 Pro.
Fitur keamanan ataupun ADAS mencakup sistem pemantauan 360 derajat, pengawasan area buta, peringatan silang belakang, serta teknologi untuk memonitor supir.
Mazda CX-60 Pro hadir dengan berbagai opsi warna. Di antaranya adalah Soul Red Crystal Metallic, Machine Grey Metallic, Platinum Quartz Metallic, Deep Crystal Blue Mica, serta Jet Black Mica.
Meski demikian, sistem audionya tetap mengusung merk Bose layaknya model sebelumnya. Mengingat semua kelebihannya, CX-60 Pro menjadi opsi terbaik. value for money di kelasnya.
Melangkah ke pembahasan tentang sensasi mengemudi CX-60 Pro yang masih memberikan kesenangan tersendiri walaupun menggunakan mesin berkapasitas lebih rendah daripada tipe Kuro dan Elite.
Bila dibandingkan dengan mesin CX-5 yang menggunakan gearbox 6-speed, CX-60 Pro lebih maju dengan transmisi otomatis 8-percepatan.
Dan, berkat adanya sistem penggerak AWD pada CX-60 Pro seperti halnya di varian Kuro dan Elite, mesinnya diposisikan secara memanjang bukannya menyamping.
Meskipun demikian, performa mesin CX-60 Pro hampir sama dengan mesin 2.500 cc yang terpasang diCX-5.
Ketika digunakan sehari-hari, daya tahan CX-60 Pro termasuk memadai. Cukup sesuai tanpa kelebihan atau kekurangan. Memang apabila dibandingkan dengan versi mesin 3.300 cc, CX-60 Pro kurang responsif pada putaran rendah.
Berdasarkan pengetesan redaksi Amoeblog , akselerasi 0-100 Kpj mobil ini bisa tuntas dalam 11,8 detik. Bukan angka yang cepat, tapi juga tidak lambat.
Selain itu, dari sisi kualitas berkendara, sebenarnya CX-60 Pro masih sama dengan tipe di atasnya. Hanya saja dari sisi tenaga mesin cenderung lebih santai dan kalem.
Rasa berkendara yang mengasyikkan tampaknya juga ditunjang layout mesin dan sistem penggeraknya yang sama seperti varian teratas, dengan penggerak AWD.
Bantingan suspensi pun demikian, CX-60 Pro meski tidak bisa disebut lembut, tapi bantingan mobil ini masih nyaman dipakai harian.
Soal dimensinya, mobil ini ternyata memiliki dimensi yang cukup besar saat melintasi Kota Jakarta yang padat. Namun dengan posisi duduk yang ergonomis dan visibilitas yang baik, pengendalian mobil ini terasa mudah saja.
Kehadiran CX-60 Pro agak tidak biasa. Di waktu yang sama ketika SUV asal Jepang lain menggunakan sistem penggerak depan (FWD) serta mesin bertenaga kecil dengan teknologi turbo, model ini malah datang dengan mesin berskala besar dan sistem all-wheel drive (AWD).
Bagaimana dengan penggunaan bahan bakar ketika memiliki kapasitas mesin yang lebih kecil?
Berdasarkan pengujian redaksi Amoeblog , Mazda CX-60 Pro dengan mesin bensin 2.500 cc N/A mencatat konsumsi BBM rata-rata sebesar 10,2 Km per liter sesuai pengukuran MID.
Angka tersebut diperoleh setelah melakukan perjalanan sekitar 100 km, mengitari Jakarta melalui jalur perkotaan yang mayoritas terjebak macet.
Perlu dicatat bahwa hasil tersebut diperoleh dengan menggunakan BBM RON 92 (Pertamax) dan prosedur pengemudiannya bersifat standar.
Pada uji coba di jalur perkotaan yang memiliki kepadatan lalu lintas lebih sedikit, hasilnya menunjukkan bahwa konsumsi bahan bakarnya dapat mencapai 11,7 km per liter.
Hasil tersebut diperoleh melalui teknik pengujian perjalanan kendaraan. eco driving , mengemudi dengan lembut dan mempertahankan laju tetap konsisten di jalur toll.
Berikut adalah detailnya: Mazda CX-60 Pro dilengkapi dengan tangki berkapasitas 58 liter. Apabila harga Pertamax ditetapkan senilai Rp 12.900 per liter pada bulan Februari 2025, maka total biaya untuk pengisian full tank akan mencapaiRp 748.200.
Berdasarkan konsumsi bahan bakar rata-ratanya yang mencapai 11,7 km per liter, berarti secara matematika kendaraan jenis SUV ini mampu melaju sejauh 678,6 km dengan sekali isi bensin. full tank .
Pada halaman web resmi saat ini, Mazda tetap menetapkan harga untuk CX-60 Pro seharga Rp 799 juta. Walaupun angka tersebut cukup tinggi, bagaimana dengan biaya pemeliharaan rutin dari SUV penggerak AWD ini? Apakah Anda rasa itu masuk akal atau malah terlalu mahal?
Menurut informasi yang diperoleh dari Mazda Indonesia, dalam jangka waktu 5 tahun penggunaan atau kira-kira 100.000 km, pelanggan diharapkan untuk merogoh kocek senilai Rp 14.043.520 sebagai biaya operasional.
Biaya tersebut ditujukan untuk biaya layanan dan pergantian komponen yang harus diubah atau dikerjakan.
Bila dihitung setiap tahunnya, konsumen Mazda CX-60 Pro harus menyediakan anggaran sebesarRp 2.808.704.
Untuk biaya pemeliharaan setiap bulannya diperkirakan sebesar Rp 234.058. Sementara itu, anggaran harian untuk perawatannya dihitung kira-kira menjadi Rp 7.801.
Akan tetapi, fokus utamanya adalah bahwa biaya tersebut hanya berlaku setelah mobil mencapai umur 4 tahun dan 5 tahun. Pasalnya selama 3 tahun pertama dari masa kepemilikan, layanan servis serta biaya jasa disediakan secara cuma-cuma.
0 komentar:
Posting Komentar
alangkah baiknya diisi karena tulisan anda akan memberi semangat saya