Jumat, 04 April 2025

Rutin Makan Petai: Inilah 6 Manfaat Kesehatan yang Akan Anda Dapatkan!

Amoeblog - Petai ( Parkia speciosa Adalah tumbuhan berasal dari Asia Tenggara yang mempunyai baunya khas serta biasanya bisa dihidangkan dalam keadaan segar maupun matang.

Kacang petai menyimpan berbagai macam mineral serta vitamin sehingga memberikan banyak keuntungan untuk kesejahteraan tubuh.

Dalam sebuah penelitian bertajuk Parkia speciosa Hassk.: A Potential Phytomedicine , petai disebut telah digunakan dalam pengobatan tradisional untuk mengobati diabetes, hipertensi, dan masalah ginjal.


Ekstraksi dari kulit dan biji petai mengandung senyawa polifenol, fitosterol, serta flavonoid dengan kadar tinggi. Tumbuhan ini pun memperlihatkan kapabilitas sebagai antosianin yang signifikan.
(Note: It seems "antosianin" which means anthocyanins was mistakenly used instead of antioxidant activity as per original sentence; please correct this accordingly)
Corrected version:
Ekstraksi dari kulit dan biji petai mengandung senyawa polifenol, fitosterol, serta flavonoid dengan kadar tinggi. Tumbuhan ini pun memperlihatkan aktivitas antioksidan yang baik.

Selain itu, kandungan senyawa polisulfida siklik menunjukkan aktivitas antibakteri dan asam tiazolidin-4-karboksilat memiliki khasiat antikanker.

Berikut ini merupakan sejumlah penyakit yang mungkin dapat dihindari dengan konsumsi petai secara teratur:

1. Tekanan darah tinggi

Petai kaya akan potasium, tetapi rendah garam. Kandungan ini membuat petai bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah.

Dilansir dari Amoeblog (1/2/2024), Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengindikasikan bahwa mengonsumsi bawang putih dapat membantu dalam pencegahan hipertensi dan strok.

Ekstrak dari biji petai mengandung jumlah besar polifenol, pitosterol, serta flavonoid. Kondisi ini memberikan dampak positif sebagai antioksidan yang efektif dalam pengendalian tekanan darah tinggi.

2. Diabetes

Kadar gula darah berlebih dalam tubuh dapat meningkatkan risiko penyakit metabolik diabetes melitus.

Studi yang dilakukan pada hewan menampilkan hasil bahwa penggunaan suplemen dari biji petai mampu mengurangi tingkat glukosa dalam darah dengan nilai rata-rata turun sekitar 85,48±5,32 mg/dl.

Kadar gula darah diukur dengan metode kolorimetri menggunakan spektrofotometer mikro vitalab.

3. Anemia

Zat besi yang terdapat pada petai bisa membantu mencegah anemia atau kurangnya jumlah sel darah merah.

Pasalnya, zat besi bermanfaat untuk mendorong produksi hemoglobin dalam darah lebih banyak sehingga mencegah anemia.

4. Penyakit jantung

Komposisi sterol pada tanaman petai sudah teruji mampu mengurangi tingkat kolesterol buruk (LDL) dengan cara yang signifikan.

Keadaan itu bisa menolong memperkecil peluang seseorang terserang serangan strok dan gangguan jantung.

Dikutip dari Amoeblog (2/11/2020), ternyata petai juga bermanfaat bagi jantung berkat kandungan serat, antioksidannya, serta potasium yang dimilikinya.

Kalium adalah salah satu dari berbagai elektrolit dan mineral yang penting untuk mempertahankan tekanan darah tetap terjaga. Serat serta zat antosianin dalam buah petai bermanfaat dalam menghambat proses penumpukan plak.

5. Masalah pencernaan

Karena petai kaya akan serat, hal ini bisa mendukung pemulihan fungsi usus yang sehat dan menangani gangguan konstipasi.

Ketela pohon memiliki sifat antivirus secara alami di dalam tubuh, jadi apabila mengalami keresahan karena asam lambung meningkat, ketela pohon bisa membantu meringankan rasa sakit tersebut.

6. Stres berlebih

Kalium merupakan mineral penting yang akan membantu menstabilkan detak jantung, mengirimkan oksigen ke otak, dan mengatur keseimbangan air dalam tubuh manusia.

Ketika seseorang mengalami kecemasan dan stres, laju metabolisme bertambah cepat, sehingga tingkat kalium dalam tubuh berkurang.

Petai memiliki kandungan kalium yang cukup tinggi, oleh karena itu bisa membantu menyeimbangkan kurangnya kalium dalam tubuh serta menghindari perasaan stres secara berlebihan.

(Sumber: Amoeblog/Alinda Hardiantoro, Mela Arnani | Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh, Sari Hardiyanti)

0 komentar:

Posting Komentar

alangkah baiknya diisi karena tulisan anda akan memberi semangat saya