Kamis, 10 April 2025

Rempah-rempah Ajaib: Jahe vs Kayu Manis untuk Kontrol Gula Darah

Amoeblog -Spices tak sekadar menambah kelezatan pada masakan namun juga menyimpan beragam manfaat kesehatan yang sudah dibuktikan.

Cengkeh kerap direkomendasikan sebagai bumbu terbaik untuk mengurangi tingkat glukosa dalam darah dan memperkuat respons insulin,

Bukan cuma kayu manis, masih ada bumbu lain yang berfungsi untuk menangani tingkat gula darah tubuh yakni jahe.

Rempah tersebut kaya akan polifenol kuat seperti gingerol yang dikenal karena manfaatnya sebagai zat antiradang.

Ini bisa membantu mengatur kadar glukosa di dalam darah,

"Peradangan sudah lama dihubung-hubungkan dengan resistensi terhadap insulin serta pengendalian glukosa dalam darah yang tidak baik. Karenanya, mempertebal keseimbangan peradangan menggunakan bumbu-bumbu seperti jahe bisa berdampak positif pada kadar glikemik," papar Kanchan Koya, Ph.D., sang penulis buku Spice Spice Baby, sebagaimana dilansir dari sumber tersebut. Eatingwell.

Akan tetapi, dia juga menyatakan bahwa dibutuhkannya studi tambahan untuk memverifikasi hubungannya.

Temuan dari studi tentang dampak jahe pada tingkat glukosa dalam darah mencerminkan hasil yang mempesona serta berpotensi positif.

Sebuah tinjauan dan meta-analisis yang diterbitkan dalam Nutrients tahun 2024 mengamati pengaruh beberapa rempah yang umum digunakan dalam pola makan Mediterania—termasuk jinten hitam, cengkeh, peterseli, saffron, thyme, jahe, lada hitam, rosemary, kunyit, basil, oregano, dan kayu manis—terhadap kadar gula darah pada penderita diabetes tipe 2.

Para peneliti mengukur kadar glukosa darah puasa, hemoglobin terglikasi (A1C), dan kadar insulin.

Hasil penelitian tersebut mengindikasikan bahwa jahe, kurkumin, saffron, dan kayu manis memiliki efek yang signifikan dalam mereduksi tingkat glukosa darah saat perut kosong. Di sisi lain, jinten hitam dan jahe terbukti bermanfaat untuk mengendalikan level A1C serta konsentrasi insulin di tubuh.

Beragam bumbu itu, hanya suplementasi jahe dengan dosis sekitar 600 sampai 3.000 miligram setiap harinya yang memperlihatkan pengaruh besar pada semua tiga aspek tersebut.

Sebagai gambaran, 1.000 miligram jahe setara dengan sekitar setengah sendok teh jahe bubuk atau 1 sendok teh jahe segar yang telah diparut.

Manfaat kesehatan dari jahe

“Beberapa penelitian menunjukkan bahwa jahe dapat berdampak positif pada kadar gula darah dengan meningkatkan sensitivitas insulin serta memperlambat pencernaan karbohidrat, sehingga lonjakan gula darah setelah makan menjadi lebih rendah,” ujar Colette Micko, RD, seorang ahli gizi dan edukator diabetes dari Top Nutrition Coaching.

Temuan ini berasal dari meta-analisis 10 studi yang diterbitkan dalam Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine pada tahun 2018.

Penulis studi tersebut mengungkapkan bahwa jahe dapat menghambat enzim yang berperan dalam proses pencernaan dan penyerapan karbohidrat, serta memengaruhi jalur metabolisme glukosa dan melindungi sel beta di pankreas, yang bertanggung jawab atas produksi insulin.

Di samping itu, jahe juga menawarkan keuntungan ekstra seperti yang dikemukakan oleh Micko: "Sangat banyak orang dengan pra-diabetes serta diabetes mengalami peluang besar untuk terserang penyakit jantung, dan penelitian sudah membuktikan bahwa jahe dapat mempengaruhi kolesterol secara positif," ujarnya.

Walaupun studi medis tentang pemanfaatan jahe di dapur masih terbilang terbatas, Koya menganjurkan bahwa menggunakan jahe dalam masakan tetap memiliki keuntungan.

"tidak terdapat dampak negatif signifikan dari penggunaan jahe, sehingga mengapa kita tidak menambahkannya ke dalam masakan untuk meraih manfaat polifenol, khasiat antiradang, serta meningkatkan sistem pencernaan?" demikian ujarnya.

Akan tetapi, dia juga menyebutkan bahwa mengonsumsi jahe dalam jumlah banyak bisa memperparah gejalaheartburnatau refluks asam pada orang-orang yang mudah terserang kondisi itu.

Memakan aneka jenis makanan tumbuhan, seperti bahan-bumbu dan tanaman obat, adalah cara yang baik untuk mendukung pencegahan atau pengaturan tingkat glukosa dalam darah.

"Rempah-rempah dan bahan herbal meningkatkan cita rasa serta pilihan menu, sambil berpotensi meredakan inflamasi," jelas Micko.

Di samping itu, bahan alami seperti herbal dan rempah-rempah bebas dari sodium berlebih atau lemak, menjadikannya pilihan utama untuk orang dengan diabetes yang perlu lebih peduli terhadap kondisi jantung mereka.

Tetapi, penting untuk ditekankan bahwa menambahkan hanya satu jenis bumbu atau herba ke dalam diet tanpa adanya modifikasi lain tak akan menghasilkan penurunan magic pada tingkat glukosa darah.

Maka dari itu, gabungan mengonsumsi beragam bumbu, tanaman obat, bersama dengan jenis-jenis makanan tumbuhan lainnya seperti sayur-sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, sereal, dan kedelai merupakan inti untuk menciptkan diet yang membantu menjaga kadar glukosa darah tetap seimbang.

0 komentar:

Posting Komentar

alangkah baiknya diisi karena tulisan anda akan memberi semangat saya