Minggu, 06 April 2025

Gorontalo Punya Buatulo Tou Longo: Sistem Pemerintahan Unik Seperti Trias Politika

Amoeblog, Gorontalo – Gorontalo mempunyai struktur kekuasaan unik yang sudah diteruskan dari zaman kesultanan.

Konsep ini yang melekat pada sistem tersebut diketahui sebagai konsep Buatulo Tou Longo atau Tiga Tali Serangkai.

Ini merupakan cara membagi kuasa di dalam masyarakat adat Gorontalo.

Memantau keseimbangan di antara kepemimpinan negara, institusi beragama, dan sistem keamanan.

Tiga Dasar Kepemimpinan dalam Tradisi Gorontalo

Dalam Buatulo Tou Longo, kepemimpinan terdiri dari tiga elemen pokok,.

Setiap elemen mempunyai fungsi penting untuk menjamin keharmonian serta kesetabilan di lingkungan sosial.

Hikmat! Warga Gorontalo Gelar Tradisi Dua lo Lipu, Doa Bersama Usai Salat Idul Fitri

Buatulo Bubato (Pemerintahan) – Berfungsi untuk menetapkan sistem pengelolaan pemerintahan serta menyusun kebijakan di tingkat daerah.

Pada masa kerajaan, peran ini dijalankan oleh raja atau wali negeri, sementara dalam konteks modern, perannya diemban oleh pemerintah daerah.

Buatulo Syara’ (Agama) – Berfungsi dalam aspek hukum Islam dan moral masyarakat.

Pemerannya adalah para ulama, kepala masjid, dan pemuka-pemuka beragama lainnya yang menyediakan pengarahan rohani.

Buatulo Bala (Keamanan) – Berperan aktif dalam memelihara keamanan serta melindungi warga masyarakat.

Peran ini dulunya dipegang oleh panglima perang, sementara saat ini dapat disamakan dengan aparat keamanan seperti TNI dan Polri.

Lebaran Idul Fitri Bersama Gubernur Gorontalo di Rujab, Warga dan Pejabat Ramai Bertamu

Konsep Buatulo Tou Longo ini mirip dengan Trias Politica dalam sistem pemerintahan modern, di mana kekuasaan dibagi menjadi eksekutif (pemerintah), legislatif (pembuat hukum), dan yudikatif (penegak hukum).

Dua Lo Lipu: Praktek Berdoa Sebagai Bentuk Keseimbangan

Konsep kepemimpinan tersebut tampak jelas di beberapa kesenian masyarakat Gorontalo, termasuk Dua lo Lipu atau pemohonan bagi negara, yang diselenggarakan usai shalat Idulfitri.

Pada tahap tersebut, pemuka negara, ulama, serta petugas kepolisian bertemu dengan warga masyarakat guna mengadakan ritual doa bersama-sama dalam rangka kesejahteraan wilayah mereka.

Kepercayaan Dua lo Lipu menggambarkan bahwa ketiganya elemen kepemimpinan tersebut tidak bekerja secara terpisah, namun justru saling mendukung satu sama lain.

Pemerintah memiliki tanggung jawab atas urusan kebijakan publik, para ulama menyediakan arahan etis, sementara pasukan kepolisian memelihara kenyamanan masyarakat.

Mempertahankan Warisan Turun Temurun di Era Zamanmodern

Pada masa kini, ide Trilogi Segitiga tetap dijalankan dalam administrasi Provinsi Gorontalo, terlebih pada saat mengambil keputusan yang mencakup perwira militer, pemuka agama, serta para pembesar adat.

Oleh karena itu, prinsip tersebut masih aktual dan penting untuk dipertahankan agar tak sirna bersama pergantian jaman.

Sebagai peninggalan yang sudah bertahan selama ribuan tahun, Konsep Trias Politica versi Gorontalo membuktikan bahwa kebijaksanaan setempat dapat menghasilkan suatu sistem pemerintahan yang adil, serasi, dan tahan lama untuk warganya. (*)

0 komentar:

Posting Komentar

alangkah baiknya diisi karena tulisan anda akan memberi semangat saya