Jumat, 11 April 2025

7 Hikmah Tak Terlupakan dari Film 'Komang': Petunjuk Cinta dan Kehidupan

Film Komang Menampilkan cerita cinta yang mengharu-biru namun juga dipenuhi rintangan antara sepasang remaja, yakni Raim Laode atau disebut Ode (diperankan oleh Kiesha Alvaro), dan Komang Ade Widiandari (digambarkan oleh Aurora Ribero). Hubungan kedua insan ini dimulai saat mereka bersama-sama menapaki perjalanan hidupnya di Kota Baubau, pulau Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara.

Cerita mengatakan bahwa Ode adalah seorang pemuda asli dari Buton yang berminat pada bidang dunia stand-up

comedy Dan dia juga dikenal karena cintanya terhadap musik dan kepatuhan dalam beragama. Di sisi lain, Komang berasal dari sebuah keluarga transmigran yang pindah dari Bali untuk menetap di Baubau. Walaupun keduanya memiliki perbedaan, Ode tetap tersentuh oleh Komang saat mereka pertemuan pertama dan pada akhirnya memulai hubungan asmara.

Akan tetapi, terdapat berbagai hambatan yang perlu ditaklukkan oleh Ode dan Komang dalam kisah cinta mereka. Dimulai dengan Ode yang merengek untuk mencapai impiannya di bidang tersebut. stand-up comedy Dan lagu sampai kehadiran pihak ketiga yang memiliki pandangan serupa dengan Komang.

Film buatan Starvision ini menghadirkan berbagai pelajaran penting terkait cinta dan kehidupan yang kiranya akan related Banyak orang terlibat dalam hal ini. Berikut Popbela susun kembali pelajaran yang bisa Anda ambil dari film tersebut. Komang.

1. Cinta di atas perbedaan

Komang serta Ode memiliki asal-usul yang berlainan. Mereka juga memiliki arah sholat yang tidak sama. Meskipun demikian, ini bukan penghambatan bagi keduanya untuk merasakan kasih sayang. Keunikuran masing-masing pribadi membangkitkan ketertarikan di antara mereka sehingga terjalinlah sebuah hubungan tahan lama. Akan tetapi, beberapa hambatan perlu dilewati oleh kedua insan itu.

Ibu Komang atau yang dipanggil Meme (Ayu Laksmi) tak merestui hubungan keduanya, ada Arya (Adzando Davema) pula yang tampak sebagai menantu idaman bagi Meme. Selain itu, Ode yang mengejar mimpi ke Jakarta pun menjadi tantangan tersendiri untuk hubungan mereka yang semakin terlihat tanpa keseriusan. Hal ini membuat Komang bimbang dan berpikir hubungan mereka tak ada ujung.

Walaupun berbagai hambatan menghadang jalan mereka, saat takdir dan cinta telah mempertemukan keduanya, pasangan ini mampu melewati perbedaan tersebut dengan sukses. Sebagaimana disampaikan oleh Raim Laode, pencipta cerita romantis yang menjadi inspirasi untuk film ini, hubungan antara dirinya dan istrinya tercatat di Lauhul Mahfudz; namun demikian, apa pun tantangannya, cintailah yang akhirnya menang. Pasca perkawinan, Komang dan Ode diberkahi dengan seorang buah hati. Bahkan Peme sangat mencintai Ode layaknya anak kandungnya sendiri.

Film ini menceritakan kisah kedua individu yang saling jatuh cinta, meskipun mereka berasal dari latar belakang yang berbeda. Yang terpenting dalam cerita ini adalah kuatnya rasa cinta tersebut. Mudah-mudahan, 'Komang' dapat memberikan hiburan bagi seluruh anggota keluaga ketika ditonton di bioskop pada hari perayaan Idul Fitri, sekaligus menghargai arti kasih sayang bersama dengan orang-orang terdekat. kata Raim Laode.

2. Setiap orang tua pasti ingin yang terbaik untuk anaknya

Seperti yang disebut sebelumnya, Meme sangat menentang hubungan Komang dengan Ode. Bukan tanpa sebab, Meme hanya ingin anak bungsunya itu bahagia. Ia tak ingin Komang mengalami nasib yang sama dengan kakaknya yang juga menikah dengan kekasihnya yang berbeda keyakinan.

Bukannya bahagia, sang kakak justru lebih banyak ditinggal sang suami merantau. Meme juga tak tenang jika Komang bersama Ode dan lebih baik bersama Arya karena Meme takut dirinya tak ada yang menjaga dan mendoakan ketika ia meninggal dunia. Selain itu, Meme juga ingin Komang bahagia dan memiliki pasangan yang mapan. Ode sendiri masih merintis karier, dibandingkan Arya yang sudah memiliki pekerjaan tetap.

3. Cinta itu diperjuangkan

Hubungan beda agama memang tak ada ujungnya. Tapi, Ode dan Komang mempercayakan hubungan mereka pada takdir. Jika keduanya ditakdirkan bersatu, pasti ada jalannya. Sebagai manusia biasa, Komang sempat merasa ragu dengan Ode. Ia merasa tak ada keseriusan dari hubungan mereka, Ode yang merantau di Jakarta juga membuatnya merasa sosok Ode tak pernah ada untuknya.

Di sisi lain, Komang dilamar oleh Arya. Ini adalah kesempatan untuk membuat Meme bahagia, tapi cintanya masih untuk Ode. Kalau ingin bersama, keduanya harus melawan restu ibu dan juga Tuhan. Komang ingin sekali diyakini oleh Ode dan diperjuangkan.

Komang akhirnya berhasil mengutarakan perasaannya itu pada Ode. Raim Laode pun dipesankan, kalau jodoh itu dijemput bukan hanya didoakan. Akhirnya, sebelum Ode kembali lagi ke Jakarta, ia bertemu dengan Meme dan menyampaikan isi hatinya pada ibu Komang. Di sisi lain, selama ini Ode sendiri yang membelikan dupa untuk sembahyang ibu Komang yang tak diketahuinya selama ini.

Hal tersebut memperlihatkan keseriusan Ode untuk bersama dengan Komang. Kepergiannya ke Jakarta pun karena ia sukses dan mapan sehingga bisa menghidupi Komang dengan baik. Jika dua orang sama-sama mau berjuang untuk cinta mereka, siapa tahu Tuhan dan semesta pun akan memperlancar mereka untuk bersatu.

4. Saling toleransi dan membantu

Meski menjalani hubungan berbeda agama, Komang dan Ode saling menghargai dan toleransi pada satu sama lain. Ode terlihat suka membantu Komang untuk mempersiapkan persembahan di hari-hari besar keyakinannya. Komang pun juga berhubungan akrab dengan keluarga Ode. Bagi Ode, agamamu agamamu, agamaku agamaku.

5. Komunikasi jadi kunci penting saat LDR

Komang dan Ode dihadapkan pada cinta serta impian mereka. Ode harus berpindah ke Jakarta guna mengembangkan karirnya, sehingga keduanya setuju untuk saling mensupport pekerjaan masing-masing sambil tetap menjaga rasa cinta. Hanya saja, Komang menuntut agar Ode selalu melapor tentang perkembangan dirinya.

Walaupun pada awalnya berjalan lancar, ketika Ode memulai kesuksesan dan fokus pada pekerjaannya, semuanya menjadi lebih rumit. stand-up comedy Dan tentang lagunya, kedua belah pihak menjadi kurang sering berkomunikasi. Rasa cemburu muncul ketika mereka memposting gambar bersama orang lain di jejaring sosialnya.

Ode menyebutkan bahwa berkencan tidak harus menjadi ikatan, jika menemukan orang yang lebih cocok lagi, dia siap untuk berpisah. Mereka pernah mengalami pemisahan karena kesalahpahaman serta kurangnya komunikasi. Oleh sebab itu disarankan agar komunikasi merupakan elemen utama dalam suatu hubungan, apalagi bila dijalani secara jarak jauh.

6. Keluarga sebagai sumber inspirasi

Ode mempunyai sebuah keluarga penuh kasih dan senantiasa mendukungnya. Ibunya dan bapaknya sering menyampaikan pelajaran penting tentang kehidupan kepada Ode sebelum mereka wafat, diantaranya bahwa hidup ini berarti jika kita dapat saling melengkapi satu sama lain, setiap orang dilahirkan dengan tujuan untuk mencintai sesama tanpa peduli latar belakang keluarga masing-masing, juga mengajarkan Ode agar suatu hari nanti akan menikahi seseorang yang seagama ketika dirinya menjadi pemimpin dalam ibadah.

Selain itu, Ode juga mempunyai seorang kakak yang sangat mendukung. Kakaknya tersebut sering kali menjadi pendengar bagi kisah-kisah Ode dan bersedia membantu dalam pembagian tanggung jawab antara mengejar karir dan merawat orang tuanya di rumah. Karena alasan itulah, ketika karir Ode tengah berkembang pesat di Jakarta dan dia menerima berita tentang kematiannya sang ayah, barulah ia sadar bahwa kebersamaan dengan keluarganya jauh lebih bernilai daripada apapun lainnya.

7. Memiliki keberanian untuk bermimpi besar berarti juga harus memiliki nyali yang kuat.

Film ini menekankan bahwa jika Anda mempunyai impian setinggi langit, Anda perlu memiliki keberanian setara dengannya, demikian pesan Komang kepada Ode. Ketika Ode merasa bimbang antara tetap tinggal di desa asalnya atau melanjutkan karirnya di Jakarta, kedua orangtuanya serta Komang memberikan dukungan agar ia terus maju ke Jakarta. Mereka percaya bahwa Tuhan tidak akan membawa dirinya sedemikian jauh tanpa ada hasil akhirnya.

Menurut Komang, setiap individu memiliki pertempuran mereka sendiri-sendiri. Mungkin ada beberapa orang yang mendukung Anda selama proses itu, tetapi tidak seorangpun dapat mengambil alih jalan Anda karena ini adalah petualangan serta pengorbanan pribadi Anda.

Itulah pelajaran yang bisa kamu dapatkan dari film Komang . Siapa yang sudah menontonnya?

0 komentar:

Posting Komentar

alangkah baiknya diisi karena tulisan anda akan memberi semangat saya