
Amoeblog , Jakarta - Pada kedua laga tersebut, sang penyerang timnas Indonesia Ole Romeny sudah berhasil membobol jala Australia dan Bahrain.
Pemain ini, yang pernah bermain untuk Oxford United, menjelaskan bahwa banyak dari gol-gol yang ia mencetak sering kali disumbangkan kepada neneknya. Dalam sebuah wawancara bersama Voetbalzone, Romeny menyampaikan tentang neneknya, Helene Wilhelmina Degenaars, yang lahir di
Medan
pada 2 April 1923.
"Kakekku dilahirkan di Medan, bertumbuhan dan hidup disana sebelum berpindah ke Belanda," jelas Romeny.
Ibukota Sumatera Utara, yaitu Medan, memiliki banyak daya tarik yang mencerminkan kekayaannya dalam budaya, menjadikan tempat ini ideal untuk dikunjungi saat musim liburan. Keragaman etnis dan adat istiadat di sana menambah lapisan nilai sejarahnya. Selain mempelajari tentang masa lalu, perjalanan Anda ke Medan akan penuh dengan pengalaman mengenai ragam budaya lokal.
Dikenal sebagai kota multietnis, Medan memiliki 14 etnik yang beragam. Keragaman budayanya tercermin dari adat istiadatnya, struktur bangunannya, sampai hidangannya yang lezat-lezat. Dengan julukan "Medan Si Pemancing Perut", tidak heran jika kotanya disebut sebagai dapur Asia. Di bawah ini adalah beberapa saran tempat wisata untuk dikunjungi di Kota Medan.
Tjong Yong Hian Gallery
Terkenal dengan nama Taman Bunga Bertema Tionghoa, lokasi ini pada mulanya dirancang sebagai bentuk penghargaan terhadap Tjong Yong Hian oleh adiknya, Tjong A Fie. Keduanya merupakan orang-orang penting di kota Medan, sehingga taman tersebut menjadi bukti dari penyatuan budaya serta keyakinan.
Di tempat ini, Tjong Yong Hian mengadakan makan malam dengan istrinya, menciptakan suasana yang sangat personal dan bermakna. Di samping itu, terdapat sebuah plak bertulis dalam tiga bahasa: Arab, Belanda, dan Tionghoa, yang memuat kisah kehidupannya.
Rumah Adat Karo Garista
Rumah ada yang dibangun Fernando Barus ini memiliki tampilan menawan. Masyarakat Karo terkenal dengan seni bangunan, tak mengherankan corak pada bangunan Siwaluh Jabu diturunkan dari nenek moyangnya. Mulai dari model atap ijuk, susunan kayu pada badan bangunan, hingga bentuk rumah panggungnya.
Siwaluh Jabu bukan tempat tinggal pada umumnya, sehingga setiap detail pada bangunan ini punya nilai adat istiadat Suku Karo. Dalam membangun rumah adat ini tidak semudah membalikan telapak tangan. Bentuk rumah adatnya khas, berbeda dengan rumah adat Toba.
Istana Maimun
Ikona historis di Medan ini menampilkan desain arsitektur Melayu-Islami yang mengundang dengan palet coklat kuning dan hijau khas. Terdapat di Jalan Brigjen Katamso, istana yang dirancang oleh Sultan Deli IX, Sultan Ma'moen Al-Rasyid Perkasa Alamsyah, mencerminkan kemegahan era lampau dalam setiap detail dekorasinya. Menurut sang sultan, warna kuning mewakili prestise dan kelimpahan, sedangkan hijau melambangkan ketuhanan.
Istana yang luasnya mencapai 2.772 meter persegi ini memiliki sekitar 30 kamar didalamnya, tetapi para pengunjung hanya dapat mengakses tiga kamar saja. Istana Maimun sendiri direncanakan dan dipbangun berdasarkan keinginan sang sultan untuk istrinya, dengan masa konstruksinya dimulai dari tanggal 26 Agustus 1888 hingga 18 Mei 1891.
Alfi Muna Syarifah berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
0 komentar:
Posting Komentar
alangkah baiknya diisi karena tulisan anda akan memberi semangat saya